
Bandung, Suara9.com – Wali Kota Bandung terpilih, Muhammad Farhan, memiliki pekerjaan rumah untuk mengendalikan air tahan melalui Proyek Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Bandung Terintegrasi. Hal itu menjadi program prioritas yang diamanatkan Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara kepada Farhan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat.
Koswara menuturkan, saat ini di Kota Bandung marak adanya galian air sumur oleh masyarakat. Hal itu diakui Koswara akan berdampak pada menurunan tanah serta berkurangnya ketersediaan air karena mayoritas masyarakat menggunakan mesin pompa untuk menarik air kepermukaan.
“Kita tidak bisa menggali, membuat sumur sendiri-sendiri tanpa dikendalikan, dikontrol air tanahnya. Maka disitu harus ada PDAM yang mengelola airnya,” ujar Koswara di kawasan Jalan Jawa, Kota Bandung, Selasa, 21 Januari 2025.
Koswara menuturkan, saat ini akan dimulai program SPAM Bandung Terintegrasi dibawan Perumda Tirtawening Kota Bandung untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Program itu pun sebagai upaya agar masyarakat tidak mengambil air tanah dengan cara menggunakan alat bor.
‘Ini juga harus dikuatkan bagaimana pelayanan perkotaan ke depan dan lain sebagainya. Itu yang saya sampaikan kepada teman-teman birokrat supaya bersiap menghadapi kota Bandung ke depan dengan semua pemikiran yang lebih maju lagi,” bebernya.
Terlebih, lanjut Koswara, Kota Bandung saat ini tidak memiliki air baku yang dikelola oleh Perumda Tirtawening. Pasalnya, air baku yang dikelola hingga kini berasal dari beberapa daerah seperti Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat serta Pangelangan, Kabupaten Bandung.
“Air baku ini jadi prioritas. air baku ini harus cari cara-cara yang lebih kuat lagi didukung oleh pemerintah dengan semua kebijakannya Karena air baku di kota Bandung terbatas,” bebernya.
Kepemimpinan Farha di Kota Bandung pun nantinya diharapkan Koswara mampu menghadirkan regulasi untuk mendukung terkait ketersediaan air baku. Karena hingga kini, ketersediaan air baku yang dikelola oleh Perumda Tirtawening Kota Bandung sudah melalui lintas wilayah, sehingga diperlukan koordinasi terutama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
“Yang tadi saya sampaikan mata airnya sudah berkurang banyak Jadi harus ngambil dan diolah, nah itu perlu dukungan pemerintah karena tidak bisa badan usaha walaupun itu PDAM minta misalnya ke pangalengan Kemudian ke Saguling Minta sendiri susah Harus pemerintah yang ikut baik provinsi maupun kota Itu harus membantu,” ungkap Koswara.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor