
Bandung, Suara9.com – Calon Wali Kota Bandung, M Farhan punya program di bidang kesehatan jika dipercaya memimpin, dengan menyediakan layanan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) 24 jam bagi seluruh warga. Ini penting karena seseorang bisa tiba-tiba sakit pada malam hari dan itu harus bisa segera ditangani.
“Puskesmas 24 jam diupayakan karena sakit tidak mengenal jam, orang bisa mengalami sakit atau kedaruratan jam berapapun,” kata Farhan dalam diskusi Ngariung Media, Wacana Tuntas (Naratas), Rabu (13/11/2024).
Menurutnya, dari data terakhir Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung sudah pernah ada delapan Puskesmas yang punya fasilitas rawat inap dan layanan kedaruratan. Delapan Puskesmas tersebut adalah Puter, Padasuka, Sukarasa, Ibrahim Adjie, Cipamokolan, Kopo, Pagarsih, dan Garuda.
Jika kedelapan Puskesmas tersebut bisa menjalankan pemeriksaan selama 24 jam, bukan berarti konsep serupa tidak bisa dijalankan di tempat lainnya. Meski demikian, bukan berarti seluruh Puskesmas harus serentak melaksanakan program tersebut.
“Karena terkait dengan sumber daya manusianya. Kita harus hitung ada berapa petugasnya, kemudian petugas itu mau atau tidak untuk bekerja secara shift. Ini harus dipastikan lebih dulu,” ungkap Farhan.
Dari data Badan Pusat Statistik di Kota Bandung pada 2023 total Puskesmas yang ada mencapai 73. Untuk program Puskesmas 24 jam nantinya bisa dilakukan bertahap di mana mencapai 20 sampa 30 tempat dengan harapan satu kecamatan miliki satu Puskesmas yang beroperasi 24 jam.
“Sehingga sebarannya semakin merata. Hal ini dilakukan seiring dengan peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan (nakes),” ungkapnya.
Di sisi lain, Farhan ingin agar Puskesmas yang ada pun punya fasilitas yang mumpuni dalam melayani masyarakat. Misalnya, Puskesmas punya ruangan gawat darurat yang bisa langsung menangai pasien ketika membutuhkan pertolongan.
Kapasitas di tempat tersebut pun diperbaiki dengan harapan bisa menjadi Puskesmas unggulan dan setara dengan rumah sakit tipe D. Kenaikan jumlah rumah sakit ini pun sejalan dengan rencana pembangunan jangka menegah daerah (RPJMD) untuk terus menambah rumah sakit.
“Bagi kami RS baru yang dibangun haruslah RS dengan Tipe C,” pungkasnya.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor